Jumat, 06 April 2018

Memgisi momen Paskah, Gen Papatar Silaturahmi dengan Senioran, Hadibobo Tumanggor, ST



Gen Papatar Silaturahmi bersama Senioran. (Selasa/3 April 2018)

Bernata Manalu, Sekjen Purnabakti Gen Papatar dan rekan-rekannya memanfaatkan momen Paskah untuk bersilaturahmi. 
Bernata Manalu bersama rekan-rekannya mengatakan silaturahmi tersebut digelar dalam rangka mengisi dan merayakan Paskah. Umat kristiani, menurut dia, merayakan Paskah sebagai kemenangan dan harapan. Makna kemenangan itu, diungkapkan dia, direfleksikan dengan kemenangan dari Yesus dalam mengalahkan alam maut, yaitu bangkit dari kematian. Sedangkan makna harapan, dikatakan dia, direfleksikan dengan adanya harapan terhadap kedatangan Yesus yang kedua kali untuk menyelamatkan umat-Nya.

Di momen Paskah kali ini, silaturahmi yang mereka jalin adalah tak lepas dari penguatan kapasitas setiap elemen mahasiswa Papatar, yang sudah anggota terkhusus. Bernata yang dalam tour paskahnya tak lupa untuk mengunjungi kediaman para Senioran yang ada di Bonapasogit, seraya untuk menyampaikan ucapan salam Paskah dari keluarga Gen Papatar. "Paskah memiliki arti penting sebagai puncak dari rangkaian peristiwa sengsara, wafat hingga kebangkitan yang merupakan inti dari ajaran kristiani. Oleh karenanya, perayaan ini diharapkan sebagai moment untuk merubah diri untuk lebih laih lagi ke depan, menjaga tali persaudaraan, tak lupa juga meningkatkan keharmonisan perkumpulan dengan para senioran, baik secara pribadi, juga perkumpulan. Lewat komunikasi-komunikasi ini, harapan kita bersasma, kita akan bisa lebih berdampak dan bermanfaat lagi untuk masyarkat bangsa dan negara," Tutur Bernata Manalu.

Bersama senior Bobo Tumanggor, ST, kami banyak mendapat ilmu.

Beliau mengawali pembicaraan dengan mengisahkan perjuangan pemuda-pemudi di masa lampau, seperti Bung Karno, J. Leimena hingga Seorang Che Guavara dengan semua gerakan revolusinya. Sempat juga memaparkan singkat bagaimana kisah-kisah mereka dulu di jamannya. Beliau mengaku sedih karena para pemuda pejuang dimasa lampau yang kini sedang memimpin bangsa dicaci maki oleh sebagian mahasiswa dalam aksi-aksi jalanannya. Terlepas dari itu hal yang paling mengecewakan adalah ketika para pemuda dan Mahasiswa sekarang sudah lebih sering hidup dengan khayalan. Lupa baca buku, diskusi yang ada hanya main gadget. Saat saya coba korek bagaimana beliau melihat gerakan pemuda sekarang, malah menepukku dengan menyampaikan “Kalian ini bagaimana ? Masih nyatakah?”, panjanglah gumamku mengartikannya. Bagaimana caranya supaya Mahasiswa Humbahas, Papatar Khususnya, bisa dan mampu untuk lebih menampakkan diri baik lewat pemikiran juga karya ? Jangan pernah takut untuk kritis, itu harus. Tapi, kalian harus barengi dengan komitmen untuk tetap konsen soal tugas fungsinya.

"Asah, asah dan asah trus, jangan biarkan taringmu tumpul", pesan Bang Bobo Tumanggor diujung pertemuan kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar